December 21, 2010 | By: SAFRILFAQAT

Berpikir

Apakah Berpikir Itu?
Proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli adalah berpikir. Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut di muka: sensasi, dan memori.
Berpikir kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (Decision Making), memecahkan persoalan (Problem Solving), dan menghasilkan yang baru (Creative), memahami realitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal, Anita Taylor Etal, mendefenisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan, Think-Ing Is A Inferring Process (Taylor ,et, al, 1977:55).
Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistic dan berpikir realistik, yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun. Fantasy, menghayal, Wishful Thinking, adalah contoh-contohnya. Dengan berpikir autistic orang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar natastis. Berpikir realistik disebut juga nalar reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. ruch menyebut tiga macam berpikir realistik : edukatif, induktif, evaluatif (ruch : 1967 : 336).
1.      Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan: yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logia disebut silogisme.
2.      Berfikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum: kita melakukan generalisasi
3.      Berpikir evaluative ialah berfikir kritis, menilai baik dan buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluative kita menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu.
Berpikir analogis, umumnya orang menggunakan perbandingan atau kontras.
a.       Menetapkan Keputusan
Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan, sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan, sebagai dari keputusan itu adalah yang menentukan masa depan kita.
Keputusan yang kita ambil beraneka ragam tai ada tanda-tanda umumnya yaitu:
1)      Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual
2)      Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
3)      Keputusan selalu melibatkan tindakannya nyata walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Faktor-faktor personal amat menentukan pa yang diputuskan itu. Antara lain kognisi, motif dan sikap, kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki, motif mempengaruhi sembilan keputusan, pada kenyataannya, kognisi, motif dan sikap ini berlangsung sekaligus.
b.      Memecahkan persoalan
Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap (tentu tidak selalu begitu):
1)      Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasanya dihambat karena sebab-sebab tertentu
2)      Anda mencoba menggali memori anda untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa yang lalu
3)      Pada tahap ini anda mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah anda ingat atau yang dapat anda pikiran
4)      Anda memulai menggunakan lambang-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah
5)      Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah
Pemecahan masalah dipengaruhi faktor-faktor situasional dan personal, faktor-faktor situasional terjadi misalnya, pada stimulus yang menimbulkan masalah; pada sifat-sifat masalah; sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain. Kita tidak mengulas faktor-faktor situasional secara terperinci.
Manusia yang kurang tidur mengalami penurunan kemampuan berpikir begitu pula bila ia terlalu lelah. Ini faktor biologis. Sama pentingnya juga adalah faktor-faktor sisi psikologis, contoh-contoh kita berikan di bawah.
1)      Motivasi. Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas
2)      Kepercayaan dan sikap yang salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita, bila kita percaya bahwa kebahagiaan dapati diperoleh dengan kekayaan material, kita akan mengalami kesulitan ketika memecahkan penderitaan batin kita,
3)      Kebiasaan, kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis dan pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efisien
4)      Emosi, dalam menghadapi berbagai situasi kita tanpa sadar seorang terlibat secara emosional, emosi mewarnai cara berpikir kita, kita tidak pernah dapat berpikir betul-betul objektif.
c.       Berpikir Kreatif
Apa itu kreatif?
Menurut James C. Coleman dan Caustance L. Hammaen (1974:452) adalah “Thinking Which Produces New Methods, New Concepts, New Understandings, New Invention, New Work of Art” berpikir kreatif diperlukan mulai dari komunitor yang harus mendesain pesannya, insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemimpin masyarakat yang harus memberikan perspektif  baru dalam mengatasi masalah sosial.
Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat, pertama, kreativas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang,. Tapi kebaruan tidak cukup, syarat kedua kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis, ketiga merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinil,
Proses Berpikir Kreatif
Para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif.
1)      Orientasi: Masalah rumuskan dan aspek-aspek masalah diidentifikasi
2)      Preparasi: pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah
3)      Inkubasi: pikiran beristirahat sebentar, ketiak berbagai pemecahan permasalahan berhadapan dengan jalan buntu, pada tahap ini proses pemecahan masalahnya berlangsung terus dalam jiwa bawa sadar kita
4)      Iluminasi: masa inkubasi berakhir ketiak pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah, ini menimbulkan aha erlebnis.
5)      Verifikasi: tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahap ke empat,
Faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kreatif
Beberapa faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif leman dan Hammen (1974:455)
Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan dan fleksibilitas kognitif
Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal. Ia memiliki minat beragam dan luas.
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi 2001 (h. 67-77)

0 Komentar Anda: