December 23, 2010 | By: SAFRILFAQAT

Sistem Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih, secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Titik berat komunikasi kelompok adalah pada gejala kumonikasi dalam kelompok kecil tentang bagaimana caranya untuk dapat mengerti proses komunikasi kelompok, memperkirakan hasilnya serta lebih menyangkut pada proses yang terjadi.
Fungsi komunikasi kelompok
1.      hubunagn social, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan social diantara para anggotanya,.
2.      pendidikan adalah fungsi dari kelompok, dalam arti sebagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukar pengatahuan
3.      fungsi persuasi, seorang anggoata kelompok barupaya mempersuasikan anggota lainya supaya melakukan sesuatu
4.      fungsi problem solping, kelompok juga mencerminkan dengan kegiatan untuk memecahkan masalah persoalan dan membuat keputusan
Tipe Kelompok
a.       Kelompok Pelajar
Kata pelajar atau learning tidak tertuju pada pengertian pendidikan di sekolah, namun juga termasuk dalam belajar kelompok seperti: kelompok bela diri, sepak bola, ketermpilan dan lain-lain. Tujuan dari kelompok belajar ini adalah meningkatkan informasi, pengetahuan dan lain-lain.
b.      Kelompok Pertumbuhan
Memusatksan perhatian pada permasalahan pribadi yang di hadapi para anggotanya. Wujud nyata dari kelompok pertumbuhan ini adalah kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi, serta kelompok yang memusatkan aktifitasnya kepada pertumbuhan keyakinan diri.
c.       Kelompok Pemecahan Masalah
Untuk membantu anggota kelompok lainya memecahkan masalahnya

Kelompok dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi

Klasifikasi kelompok

Para ahli psikologi-juga ahli sosiologi –telah menggambarkan berbagai cara untuk mengklasifikasikan kelompok. Disini, kita akan menjelaskan empat dikotomi: primer-sekunder, ingroup-outgroup, rujukan-keanggotaan, deskriptif-preskfiptif.
1.      Kelompok primer dan kelompok sekunder.
Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawanan sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat (dikampung kita, bukan di red estates), terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita. Kelompok seperti ini disebut oleh Charles Horton Cooley (1909) sebagai kelompok primer. “ By primary group I mean those characterized by intimate face to face association and cooperation”, tulis cooley dalam bukunya yang klasik social organization. Tentu saja, definisi ini tidak secara lengkap memaparkan karakteristik kelompok primer. Kelompok sekunder, secara sederhana, adalah lawan kelompok primer. Hubungan kita dengannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Termasuk ke dalam kelompok sekunder ialah organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.
Kita dapat melihat perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari karakteristik komunikasinya.
Pertama, kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkapkan unsur-unsur backstsage (prilaku yang hanya kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok primer, kita ungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal. Pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja). Lambang komunikasi umumnya verbal dan sedikit sekali nonverbal
Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengkomunikasikan seluruh pribadi kita. Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (nontransferbal). Ibu saya meninggal, dan ayah mempunyai istri lagi (seperti biasa, lebih cantik dan lebih muda).
Ketiga, pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi.
2.      Ingroup dan Outgroup.
Ingroup adalah kelompok kita, dan outgroup adalah kelompok mereka, ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Perasaan ingroup diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas (boundaries), yang menentukan siapa masuk orang dalam, dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis (Indonesia, Malaysia), suku bangsa  (sunda) padangan atau ideology ( kaum muslimin dan nasrani)
3.      kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
Theodore newcomb, pada tahun 1930 kelompok rujukan mempunyai dua fungsi komparatif dan fungsi normative. Tamotsu shibutani (1967:74-83) menambah satu fungsi lagi: fungsi ferspektif.
4.      kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
membagi kelompok pada kategori: deskriptif dan preskriptif kategori deskriptif menunjukan klasifaikasi kelompok dengan melihat proses secara alamiah. kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok untuk mencapai tujuannya..

Pengaruh Kelompok pada Prilaku Komunikasi
Disini kita akan mengulas tiga macam kelompok: konformitas, fasilitasi social dan polarisasi.
Konformitas( conformity)
Konformitas adalah perubahan prilaku atau kepercayaan menuju norma kielompok sebagaiakaibat tekanankelompokyang real atau yang dibayangkan
Penelitian yang paling tua tentang komformitas dilakukan oleh Moore (1921). Moore meminta pendapat para mahasiswa tentang sejumlah hal. misalnya, mereka disuruh membaca pasangan kalimat dalam bahasa inggris, dan diminta untuk menentukan mana kalimat yang benar. Kelompok yang sama juga harus menilai mana yang paling jelek secara etis diantara beberapa pasang prilaku (misalnya, antara penghianatan pada sahabat dengan memperkaya diri dengan cara yang haram) setalah dua setengah bulan mereka di suruh lagi menilai hal yang sama, tetapi kali ini didahului dengan pembaritahuan mengenai pendapat mayoritas anggota kelompok, seperti sudah di duga, banyak di antara mereka mengubah pendapatnya karena desakan suara mayoritas.
Peneliti lain yang terkenal dilakukan sheriff (1935) berkenaan dengan gejala auto kinetic (autokinetic phenomenon). Anda di tempatkan pada ruang gelap dan melihat satu titik cahaya yang tidak anda ketahui secara pasti dimana cahaya itu berada. Anda akan melihat cahaya kecil itu bergerak-kadang kadang seperti gerakan makhluk halus, walaupun cahaya tiu sesungguhnya tidak bergerak sama sekali. Ilusi tentang gerakan ini disebut dengan gerakan autokinetic. Sheriff mencatat jarak gerakan yang dilaporkan oleh setiap  subjek eksperimen. Setelah itu, mareka secara serentak di tempatkan pada ruang yang sama dan melaporkan apa yang mereka lihat. Ternyata kelompok, secara tidak sengaja, menunjukan kisaran (range) jarak tertentu. Ketika setiap anggota secara sendirian di suruh menyebutkan gerakan itu, ia cendrung mendekati atau mengikuti penilaian rata-rata kelompok.l
Mereka menentukan kenyataan bahwa kelompok hanya berpengaruh pada stimulus yang tidak jelas atau ketika respondent dipenuhi ketidakpastian. Bila anda bingung membeli pakaian ditoko busana, anda mendengar banyak orang memuji pakain itu, tetapi bila anda yakin bahwa berlin terlatak di jerman, sedangkan kelompok anda mengatakan berlin ada di Austria, mungkin anda terpangaruh oleh kelompok.
Factor-faktor yang mempengaruhi komformitas:
Factor-faktor situasional yang menetukan komformitas adalah kejelasan situasi, kontek situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.
Fasilitasi Social
Fasilaitasi social sebetulnya bukan istilah yang tepat karena dalam beberap hal, kehadiran kelompok malah menghambat pelaksanaan kerja.
Pada tahun 1924 Floy Alport menemukan bahwa fasilitasi social tidak selalu memudahkan pekerjaan. Kehadiran kelompok bersifat fasilitatif bila pekerjaan yang dilakukan berupa perkerjaan keterampilan yang sederhana. Sebaliknya, kelompok mempersukar pekerjaan bila pekerjaan itu berkenaan dengan nalar dan penelaian.
Robert Zajonc (1965) meninjau kembali barbagai penelitian ini dan mencoba menjelaskan hasil yang tidak konsisten ini dengan teori ”drive” menurut teori ini kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi (energizing effek) pada prilaku individu.

Polarisasi
Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang nagatif.
Pertama kecendrungan kearah ektemisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata; karena itu, makain besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan.
Kedua, polarisasi akan mendorong ekremisme dalam kelompok gerakan social atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggota yang memeliki pandangan yang sama.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
Ukuran Kelompok
Mana yang betul “lebih banyak anggota kelompok, lebih baik atau makin banyak anggota makin kacau? Jawaban para psikolog social ternyata tidak sederhana. Hubunagn antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok  bergantung pada jenis tugas  yang harus diselesaikan oleh kelompok: tugas kognitif dan tugas interektif pada tugas yang pertama masing- masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilakan produk, keputusan atau penilaian tungal. Pada kelompok kognitif, jumlah anggoata berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas; yakni makin banyak anggota makin besar pekerjaan yang diselsaikan. bila satu orang dapat mengankat setumpuk kayu bakar dalam 10 jam, sepuluh orang dapat mengangkat setumpuk kayu bakar dalam 10 jam, sepuluh orang dapat mengangkat dalam 1 jam. Tetapi bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara kseluruhan (total output) akan berkurang.
Factor lain yang akan mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar ),
Dari segi komunikasi, makin besar kelompok, makin besar kemungkinan sebagian besar anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi. Partisipasi akan lebih tersentralkan pada orang-orang tertentu.
Jaringan komunikasi
            Lima macam jaringan komunikasi
  •  roda, seseorang biasanya pemimpin menjadi focus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan semua anggota kelomp[ok tetapi stiap anggaota kelpompok hanya biada behunngan dengan pemimpinnya
  •  rantai, A dapat berkomunikasi dengan B  B denngan C C denngan D
  •   Y tiga orang dapat berhubungan dengan orang-orang yang di samingnya seperti pada pola rantai , tetapi ada dua oaring yang hanya berkomunikasiu dengan seseorang yang disampingya saja
  • Lingkaran, setiap orang hanya dapat6 berkonmunikasi dengan orang yang disamping kirai dan kananya sdisini tidak ada pemimpin
  • Bintang, disebut juga sumua saluran, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan kelompok lain
Kohesi Kelompok
Beberapa implikasi komunikasi pada kelompok yang kohesif
  1. karena pada kelompok kohesi defian akan ditentang dengan keras, komunikator akan dengan mudah berhasil memperoleh dukunngan dengan kelompok jika gagasaqnya sesuai dengan anggota kelompok
  2. pada umumnya, kelompok yang kohesif .lebih mungkin di pengaruhi persuasi
  3. komunikasi dengan kelompok yang kohesif haru s memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota kelompok
  4. dalam situasi pesan tampak ancaman pada kelompok
  5. dalam hubunagnya dengan pernyataan di atas komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kel9ompok menolak pesan yang bertentangan
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara p[ositif mempengaruhi kelompok untuk bergerak kearah tujuan kelompok.
Faktor personal: karakteristik anggota kelompok
Kita hanya akan menguraikan kebutuhan interpersonal, kemudian menambahkan tindak komunikasi dan peranan anggota kelompok.
Kebutuhan interpersonal
Dalam teori ini orang memasuki kelompok karena didorong oleh interpersonal yaitu ingin masik, menjasi bagian dari kelompok ingin mengalihkan orang lain dalam suatu tatanan hirarkisyaitu inign memperoleh keakraban emosional dari kelompok yang lain. Kebutuhan interpersonal ini pada diri saeseorang mungkin berkurang, berlebihan, atau ideal.

Tindak Komunikasi
Bila kelompok bertemu , terjadilah pertukaran imformasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi
Referensi:
Rahmat jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004
Rusli, Meliarni, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Minangkabau foundation, Jakarta, 2000
Burgin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Kencana, Jakarta: 2008
Goldberg. A. Alvin, Komunikasi Kelompok, Universitas Indonesia, Jakarta:1985

0 Komentar Anda: