December 19, 2010 | By: SAFRILFAQAT

Urgensi Bimbingan dan Konseling

1.  Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Pada Sekolah dasar benar-benar terdapat sifat formal pendidikan yang berbeda dengan taman kanak-kanak dan pendidikan lingkungan keluarga. Dalam sekolah dasar mulai terdapat pembagian jelas catur -wulan, kenaikan kelas, dan evaluasi lainnya. Tujuan sekolah dasar sudah terumuskan dengan jelas sebagaimana terlihat dalam tujuan institusionalnya. 
Suasana belajar merupakan ciri yang amat membedakannya dengan taman kanak-kanak yang lebih pada bermain dibanding kegiatan intelektualnya. Dalam kelas, anak Sekolah Dasar dituntut prestasinya menguasai kurikulum sekolah untuk mencapai angka nilai baik yang menunjang untuk naik kelas. Ringkasnya ada kegiatan mempelajari ilmu dari kurikulum, ada ujian penguasaan, pencapaian prestasi dan promosi atau non promosi.            Pada lain pihak, anak sekolah dasar umumnya berada dalam rentang usia 6 samapai 12 atau 13 tahun dengan sifat-sifat umum dan variasi keunikannya. Disamping kesamaan umum dalam sifat-sifat usia ini, terdapat perbedaan yang menonjol dalam tempo dan irama perkembangan masingmasing anak. Terdapat perbedaan kecepatan antara anak-anak pria dibandingkan dengan anak-anak wanita. Demikian pula, dilihat dari segi pengalaman pendidikan, terdapat dua kelompok anak: anak-anak yang pernah melalui taman kanak-kanak dan anak yang langsung memasuki sekolah dasar.
Dalam melaksanakan bimbingan sekolah dasar dip ertimbangkan segisegi tuntutan eksternal dari lembaga dan segi keadaan anak dalam usia ini, sehingga bimbingan sekolah dasar berperan dalam menunjang pencapaian tuntutan-tuntutan kelembagaan tadi.

2.  Pandangan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Mengenai bimbingan di Sekolah Dasar terdapat 3 pandangan dasar, yaitu:
a.       Bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik (Instructional guidance)
b.      Bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan gejalagejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal
c.       Pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses perkembangan berjalan lebih lancar.

3.  Syarat-syarat Pokok Bimbingan Sekolah Dasar
Usaha-usaha bimbingan sekolah dasar khususnya lebih efektif, menurut A.J. Jones, karena:
a.       Pada anak-anak usia ini fleksibel dan masalah-masalah yang mereka hadapi belum sempat berurat-berakar atau tertanam dalam
b.      Para orang tua umumnya bekerjasama lebih aktif dengan sekolah
c.       Panjang waktu yang tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid, khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri dan untuk memperoleh pendekatan-pedekatan yang tepat-guna kearah pemecahan masalah- masalahnya.
Disamping faktor penunjang ini, demi lebih lancarnya bimbingan sekolah dasar; diperlukan persyaratan pokok yang sekurang-kurangnya adalah:
a.       Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan pembimbing.
b.      Adanya kegiatan kontinyu guru kelas dalam pengumpulan data murid, hal yang dapat lebih menunjangnya memperdalam pemahaman menge nai individu masing- masing muridnya.
c.       Adanya kesediaan dan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lingkungan yang kaya bagi usaha-usaha belajar dan berpengalaman murid- murid. Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap muridmurid tertentu secara individual disamping perhatian terhadap kelompok murid.
d.      Adanya keseimbangan sikap guru diantara kutub obyektif yaitu usaha pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman tanggung jawab dan disiplin, dengan kutub subyektif yaitu perhatian terhadap anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya-perasaan, sikap, minat, kecenderungan, perhatian, dan sebagainya. Adanya pengaturan jarak psikoligis antara guru kelas dengan siswa, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu dekat atau akrab
e.       Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan orang tua murid bagi kepentingan bimbingan.
f.       Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang erat kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan anak. Jadi, dapat disarikan bahwa bimbingan pada sekolah dasar pada hakekatnya adalah proses membantu perkembangan intelektual anak sehingga ia dapat mencapai kemajuan belajar optimal, khususnya dalam kelas, dan mengadakanpenyesuaian-penyesuaian maksimal dalam kehidupan sekolah sebagai dasar untuk kelanjutan studi ataupun terjun dalam kehidupan masyarakat.

4.  Efektifitas Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Program bimbngan yang baik ialah suatu bentuk program bimbingan apabila dilaksanakan di sekolah memiliki efisiensi dan efektifitas yang optimal. Sehubungan dengan ini, Frank W.Miller dalam bukunya: ”Guindance ; Prinsiples and Service”,(1961), mengemukakan sebagai berikut:
a.       Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsurangsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua staf sekolah dalam perencanaannya.
b.      Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan realistis dalam perencanaannya
c.       Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi yang kontinyu antara semua staf sekolah yang bersangkutan
d.      Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas yang diperlukan
e.       Program bibingan hendaknya disusun sesuai dengan program pendidikan dan pengajaran di seklah yang bersangkutan
f.       Program bimbingan hendaknya memberikan pelayanan kepada semua peserta didik
g.      Program bimbingan hendaknya menunjukkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat
h.      Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri
i.        Program bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan pelayanan bimbingan dalam hal:
1.      Pelayanan kelompok dan individual
2.      Pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan
3.      Studi individual dan konseling individual
4.      Penggunaan alat pengukur atau teknik alat pengumpul data yangobyektif dan subyektif
5.      Pemberian jenis-jenis bimbingan
6.      Pemberian konseling secara umum dan konseling khusus
7.      Pemberian bimbingan tentang berbagai program sekolah
8.      Penggunaan sumber-sumber didalam sekolah dan diluar sekolahbersangkutan
9.      Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat
10.  Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat68
Ada 6 aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di Sekolah Dasar, yakni:
a.       Tujuan Institusional, sebagaimana tertera dalam sumber resmi pembukuan kurikulum SD tahun 1975, sebagai berikut: “Tujuan umum pendidikan SD adalah agar lulusan memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik. Menikmati kesehatan jasma ni dan Rohani, memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan ntuk melanjutkan pelajaran, bekerja dimasyarakat, serta mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.”
b.      Kebutuhan anak –anak sekolah yang terutama berkisar pada kebutuhan mendapat kasih sayang, perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya serta pengakuan dari teman-teman.
c.       Pola dasar bimbingan yang dipegang ialah pola generalis. Ini berarti, bahwa semua tenaga kependidikan yang lazim terdapat dijenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun mungkin tersedia satu atau dua tenaga profesional dibidang bimbingan.
d.      Kompsonen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data meliputi beberapa hal pokok, seperti kemampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga. Kemudian informasi dan konsultasi untuk pemberian informasi meliputi perkenalan dengan pemberian sejumlah bidang pekerjaan yang relevan untuk siswa-siswi. Pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk menjaga kesehatan mental. Sedang untuk masalah konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orang tua siswa dan oleh tenaga profesional kepada guru yang membutuhkan. Sedang untuk masalah konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
e.       Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok, sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif. Sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Ragam bimbingan yang mendapat urutan pertama ialah ragam pribadisosial, yang kedua adalah ragam akademik dan ragam jabatan adalah ragam yang ketiga. 
f.   Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dan pengajaran. Koordinasi kegiatan-kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh kepal sekolah. Namun, lebih baik kalau dapat diangkat seorang tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah seorang tenaga generalis, dalam arti member iakn layanan bimbingan, baik yang dilakukan sendiri maupun yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru kelas.

0 Komentar Anda: